Sabtu, 14 September 2013

Sengkuni



Sumber : Wayang.worpress.com
Sumber : wayang.wordpress.com

Patih Negeri Astina, Haryo Suman adalah nama masa mudanya. Putra ketiga Prabu Suwala, Raja Gandaradesa. Bernama alias Trigantalpati, Gandaraputra atau Suwalaputra. Lima bersaudara, kakak tertua bernama Dewi Gendari, kemudian Harya Gandarya, Haryo Suman, Surabasata dan Harya Gajaksa.

Perjalanan hidupnya yang penuh kekecewaan membuat Haryo Suman menjadi wayang yang selalu iri dan dengki. Iri dan dengki Haryo Suman terutama ditujukan kepada Prabu Pandu Dewanata, ayah para Pandawa. Pertama, karena Prabu Pandu Dewanata telah mengalahkannya dalam sayembara dan perang tanding. Kedua, iri dan cemburu karena Dewi Kunti yang diidamkannya menjadi istri Prabu Pandu Dewanata. Ketiga, kecewa karena kakaknya, Dewi Gandara, dicampakkan oleh Prabu Pandudewanata.

Haryo Suman tumbuh menjadi tokoh politik yang ambisius, culas dan pandai menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Kepada Prabu Pandu Dewanata, Raja Negeri Astina, Haryo Suman melaporkan bahwa Patih Gandamara, Patih Negeri Astina, ternyata tidak mampu memimpin tentara sehingga prajurit Astina kocar-kacir. Patih Gandamara juga dilaporkan telah tewas dalam pertempuran. Dan karenanya Prabu Pandu Dewanata mengangkat Haryo Suman sebagai Patih Negeri Astina. Kenyataannya Patih Gandamara telah diperangkap oleh Haryo Suman ke dalam sebuah sumur galian yang dalam dan ditimbun dengan bebatuan.

Tak lama, Patih Gandamara muncul. Tanpa ampun Haryo Suman dihajar sehingga cacat seumur hidup. Sejak tubuhnya cacat itulah Haryo Suman mendapat julukan Sengkuni.

Setelah Prabu Pandu Dewanata meninggal, para tetua Negeri Astina, yaitu Dewi Durgandini, Bhisma, dan Abiyasa memutuskan untuk mengangkat Drestarastra sebagai raja sementara, sebagai wali para Pandawa yang saat itu masih kecil. Sejak itulah Sengkuni kemudian melampiaskan kebenciannya kepada Prabu Pandu Dewanata kepada keturunan Prabu Pandu Dewanata yaitu Pandawa. Sengkuni selalu memengaruhi Prabu Drestarastra dan Kurawa untuk berbuat tidak adil pada Pandawa.

Sengkuni dikenal juga sebagai wayang yang amoral. Berbuat kurang ajar terhadap Dewi Kunti, yang dahulu pernah ditaksir untuk diperistrinya. Kain kemben penutup dada Dewi Kunti disingkapnya ketika Dewi Kunti pingsan karena terinjak-injak oleh Kurawa yang berebut Minyak Tala yang dibagikan oleh Begawan Abiyasa.

Sengkuni mengajar para Kurawa berbagai akal licik serta tipu muslihat untuk mencapai tujuan. Pandawa kehilangan Negeri Amarta dan harus dibuang selama dua belas tahun karena akal licik Sengkuni. Kepiawaian Sengkuni dalam perjudian dan melalui kecurangan membuat Pandawa mengalami nasib demikian karena kalah berjudi.

Sumber : www.baratamedia.com
Sumber : www.baratamedia.com

Sifat jahil, jahat, culas dan dengki yang dimiliki oleh Patih Astina ini sejak lahir sebenarnya sesuai dengan sifat-sifat buruk Batara Dwapara yang menitis kepadanya. Batara Dwapara diusir dari kahyangan oleh Sang Hyang Tunggal karena diketahui oleh para dewa memfitnah Batara Bayu. Itulah mengapa Bima sebagai anak Batara Bayu sangat geram terhadap kelakuan Sengkuni.

Sengkuni tewas di tangan Bima dalam Perang Bharatayudha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar