Sumber : wayang.wordpress.com |
Patih
Negeri Astina, Haryo Suman adalah nama masa mudanya. Putra ketiga Prabu
Suwala, Raja Gandaradesa. Bernama alias Trigantalpati, Gandaraputra
atau Suwalaputra. Lima bersaudara, kakak tertua bernama Dewi Gendari,
kemudian Harya Gandarya, Haryo Suman, Surabasata dan Harya Gajaksa.
Perjalanan hidupnya yang penuh
kekecewaan membuat Haryo Suman menjadi wayang yang selalu iri dan
dengki. Iri dan dengki Haryo Suman terutama ditujukan kepada Prabu Pandu
Dewanata, ayah para Pandawa. Pertama, karena Prabu Pandu Dewanata telah mengalahkannya dalam sayembara dan perang tanding. Kedua, iri dan cemburu karena Dewi Kunti yang diidamkannya menjadi istri Prabu Pandu Dewanata. Ketiga, kecewa karena kakaknya, Dewi Gandara, dicampakkan oleh Prabu Pandudewanata.
Haryo Suman tumbuh menjadi tokoh
politik yang ambisius, culas dan pandai menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuannya. Kepada Prabu Pandu Dewanata, Raja Negeri Astina,
Haryo Suman melaporkan bahwa Patih Gandamara, Patih Negeri Astina,
ternyata tidak mampu memimpin tentara sehingga prajurit Astina
kocar-kacir. Patih Gandamara juga dilaporkan telah tewas dalam
pertempuran. Dan karenanya Prabu Pandu Dewanata mengangkat Haryo Suman
sebagai Patih Negeri Astina. Kenyataannya Patih Gandamara telah
diperangkap oleh Haryo Suman ke dalam sebuah sumur galian yang dalam dan
ditimbun dengan bebatuan.
Tak lama, Patih Gandamara muncul.
Tanpa ampun Haryo Suman dihajar sehingga cacat seumur hidup. Sejak
tubuhnya cacat itulah Haryo Suman mendapat julukan Sengkuni.
Setelah Prabu Pandu Dewanata
meninggal, para tetua Negeri Astina, yaitu Dewi Durgandini, Bhisma, dan
Abiyasa memutuskan untuk mengangkat Drestarastra sebagai raja sementara,
sebagai wali para Pandawa yang saat itu masih kecil. Sejak itulah
Sengkuni kemudian melampiaskan kebenciannya kepada Prabu Pandu Dewanata
kepada keturunan Prabu Pandu Dewanata yaitu Pandawa. Sengkuni selalu
memengaruhi Prabu Drestarastra dan Kurawa untuk berbuat tidak adil pada
Pandawa.
Sengkuni dikenal juga sebagai wayang
yang amoral. Berbuat kurang ajar terhadap Dewi Kunti, yang dahulu
pernah ditaksir untuk diperistrinya. Kain kemben penutup dada Dewi Kunti
disingkapnya ketika Dewi Kunti pingsan karena terinjak-injak oleh
Kurawa yang berebut Minyak Tala yang dibagikan oleh Begawan Abiyasa.
Sengkuni mengajar para Kurawa
berbagai akal licik serta tipu muslihat untuk mencapai tujuan. Pandawa
kehilangan Negeri Amarta dan harus dibuang selama dua belas tahun karena
akal licik Sengkuni. Kepiawaian Sengkuni dalam perjudian dan melalui
kecurangan membuat Pandawa mengalami nasib demikian karena kalah
berjudi.
Sifat jahil, jahat, culas dan dengki
yang dimiliki oleh Patih Astina ini sejak lahir sebenarnya sesuai dengan
sifat-sifat buruk Batara Dwapara yang menitis kepadanya. Batara Dwapara
diusir dari kahyangan oleh Sang Hyang Tunggal karena diketahui oleh
para dewa memfitnah Batara Bayu. Itulah mengapa Bima sebagai anak Batara
Bayu sangat geram terhadap kelakuan Sengkuni.
Sengkuni tewas di tangan Bima dalam Perang Bharatayudha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar