LANGIT di atas Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, masih tampak temaram. Meski demikian, dari ufuk timur terlihat mentari perlahan mulai menanjak memperlihatkan sinarnya sekitar pukul 06.00 dipagi hari pada akhir Oktober 2013. Pagi itu, kami telah berada satu gate di Terminal 1B bandara tersebut untuk melancong ke Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tak lama, hanya sekitar setengah jam boarding, pesawat Sriwijaya Air langsung take off menuju pulau itu. Pun dengan penerbangannya. Hanya butuh waktu sekitar 45 menit penerbangan untuk sampai bandara Hanandjuddin Tanjungpandan. Ya, tibalah kami di pulau yang kini dikenal sebagai negeri Laskar Pelangi itu.
Belitung sekarang menjadi sangat terkenal setelah film "Laskar Pelangi" menjadi box office. Dalam film yang diambil buku karya Andrea Hirata menceritakan kehidupan anak-anak sekolah di Kecamatan Gantong, Belitung Timur. Selain itu, film tersebut juga bercerita mengenai keindahan alam di Pulau Belitung.
Sesampai di bandara, kami langsung menuju kota Tanjungpandan. Kesan di kota ini, ada sejumlah perkembangan sejak kami terakhir datang pada 2009 lalu, yaitu dengan menjamurnya sejumlah hotel. Kabarnya, dibangunnya hotel-hotel tersebut sebagai efek dari film "Laskar Pelangi" yang menyebabkan ribuan turis datang ke pulau ini datang ke pulau itu untuk menikmati pemandangan secara langsung.
Sekitar pukul 10.00, kendaraan yang kami tumpangi mulai melakukan tour menuju lokasi-lokasi wisata di Belitung. Seperti halnya turis lain, Tanjung Kelayang adalah sasaran pertama. Jaraknya sekitar 30 km dari Tanjungpandan, dan biasa ditempung selama 30 menit.
Di lokasi ini, selain disuguhi pemandangan pantai pasir putih yang cukup landai, dari kejauhan pun terlihat sejumlah gugusan pulau dan karang yang sangat menarik. Niat hati ingin langsung terjun ke pantai mandi-mandi karena benar-benar tak tahan, namun sang pemimpin rombongan meminta agar kami menahan sejenaak, karena masih ada perjalanan yang jauh lebih menantang. Berlayar ke salah satu pulau di sekitar Tanjung Kelayang.
Pulau yang kami tuju adalah Pulau Lengkuas. Jaraknya sekitar satu jam perjalanan menuju pulau Lengkuas, kami disuguhi dengan pemandangan yang begitu indahnya. Dengan menggunakan kapal sewaan yang banyak terdapat di Tanjung Kelayang, kami menuju Pulau Lengkuas. Batu-batu besar mewarnai gugusan pulau itu. Sedangkan di sepanjang dasar laut, tumbuh tanaman rumput laut yang tumbuh liar, sehingga gugusaan pulau itu dikitari oleh laut yang berwarna hijau. Ada tiga pulau yang terlihat cukup besar dan menjadi spot para turis, Pulau Lengkuas, Pulau Kepayang dan Pulau Kelayang.
Pulau Lengkuas menjadi lokasi paling ramai, karena berdiri sebuah mercu suar yang tingginya sekitar 80 meter. Mercu suar ini didirikan pada zaman Belanda sekitar tahun 1800-an saat itu banyak kapal dagang Belanda yang datang mengangkut lada. Lada adalah komoditas andalan Belitung, selain timah. Komoditas tersebut tetap lestari hingga saat ini.
Mercu suar tersebut didirikan agar kapal-kapal tidak melewati gugusan pulau tersebut, karena banyak rintangan. Meski umurnya telah 200 tahunan, namun bangunan ini masih cukup kuat. Kami bisa melihat seluruh Pulau Belitung dari atas mercu suar ini. Sementara pohon-pohon kelapa yang tumbuh di sekitar mercu suar ini semakin memperindah pemandangan.
Tak jauh dari Pulau Lengkuas, para turis pun bisa menikmati indahnya alam bawah laut Belitung. Dengan melakukan snorkling, para turis bisa melihat ikan-ikan yang berkeliaran di sekitar pulau itu. Untuk mengundang ikan-ikan ini tidak terlalu sulit, hanya dengan menebar remah-remah roti ke laut, maka ribuan ikan akan langsung datang saling berebutan.
Beda lagi dengan Pulau Kelayang yang bisa ditempuh sekitar 20 menit dari Pulau Lengkuas. Di pulau yang pemandangannya tidak kalah menarik ini, sudah menjadi tempat untuk melestarikan hewan penyu. Ada sejumlah jenis penyu yang bisa dengan aman bertelur di pulau ini. Pemerintah setempat bekerjasama dengan sebuah LSM berusaha melestarikan keberadaan komunitas penyu agar keseimbangan alam tetap terjaga.
Puas kami berenang di kepulauan tersebut. Namun masih ada satu lagi situs yang tak boleh dilewati, Tanjung Tinggi. Setelah kembali sampai Tanjung Kelayang, kami tangsung bergegas ke dalam kendaraan kami untuk menuju Tanjung Tinggi.
Nah di Tanjung Tinggi inilah batu-batu besar banyak terdapat di sisi pantai. Pada saat laut surut, celah-celah bebatuan ini bisa dijadikan jalan. Tak salah, karena salah satu lokasi syuting Laskar Pelangi juga dilakukan di situs wisata ini. Selain itu, nampak jelas dari lokasi ini matahari tenggelam, sehingga Tanjung Tinggi saat sore hari banyak dikunjungi wisatawan karena mereka ingin menghabiskaan waktu sore hari untuk melihat sunset.
Tak terasa matahari telah tenggelam, kami pun memutuskan untuk kembali ke base camp di Tanjungpandan untuk beristirahat dan menyiapkan fisik untuk perjalanan hari selanjutnya.
Keesokan harinya, sekitar pukul 08.00 kami telah siap dengan perjalanan selanjutnya. Tujuan kami hari itu adalah napak tilas Laskar Pelangi. Walaupun sebenarnya napak tilas itu telah kami lakukan sejak di Tanjung Tinggi, namun tak afdol rasanya bila tidak melihat langsung replika SD Muhammadiyah 07 Gantong, Belitung Timur. Di SD inilah film Laskar Pelangi dimulai. Namun tidak seperti tahun 2009 yang posisinya masih berdampingan dengan sekolah aslinya. Replika sekolah yang sudah reot tersebut, kini dipindah ke lokasi lain, namun kini lebih mudah melihatnya, karena berada persis di sisi jalan arah Tanjungpandan-Gantong. Melihat replika sekolah itu, akan mengingatkan sekolah-sekolah kita pada tahun 70-an yang masing menggunakan dinding kayu.
Masih ada lagi di Gantong. Ya Andrea Hirata meninggalkan banyak hal di Gantong. Selain replika yang masih lestari, dia juga telah membangun sebuah museum, yaitu 'Museum Kata'. Di sebuah bangunan bekas milik PT Timah, Andrea membangun museum yang baru ada satu ini di ASEAN. Dari inspirasi film tersebut, terbangun sebuah museum, lengkap dengan perlengkapan yang dipakai dalam syuting "Laskar Pelangi" seperti sepeda butut dan pernak-pernik lainnya.
Setelah melihat pemandangan di dataran tinggi yaitu di rumah sekep kami melakukan misi terakhir dengan ngopi di Kota Manggar. Ya di ibukota Kabupaten Belitung Timur ini memang dikenal sebagai kota 1001 warung kopi, bukan hanya di setiap sudut jalan terlihat warung kopi, namun warkop-warkop tersebut nampak bersampingan dengan warkop lainnya.
Banyaknya warkop di Manggar ini tidak lepas dari kebiasaan masyarakat setempat yang sering ngopi-ngopi sambil membincangkan kondisi yang terjadi saat ini dengan rekan-rekan lainnya. Bahkan bila malam minggu, hampir semua warung kopi itu akan dipenuhi oleh pengunjung. Setelah satu jam ngopi, tak terasa jam telah menunjuk angka 13.00, itu artinya kami harus bergegas kembali ke Jakarta. Jarak Manggar-Tanjungpandan adalah 90 kilo meter, jarak tersebut bisa ditempuh selama satu jam hingga satu jam setengah. Tidak lama setelah sampai di Bandara Hanandjuddin dan melakukan chek in pesawat pun kembali ke Jakarta. (hendra gunawan)
Sabtu, 02 November 2013
Senin, 28 Oktober 2013
Wahai Pemuda, Bangkitlah!
DR.Yusuf Qardhawi menggunakan matahari untuk mengibaratkan pemuda.
Ibarat matahari maka usia muda ibarat jam 12 ketika matahari bersinar paling
terang dan paling panas, mempunyai kekuatan yang lebih secara fisik dan
semangat bila dibanding dengan anak-anak atau manusia usia lanjut (manula).
Pemuda mempunyai potensi yang luar biasa.
Hasan Al Banna seorang tokoh pergerakan di Mesir pernah
berkata,”Di setiap kebangkitan, pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran,
pemudalah pengibar panji-panjinya”. Pemuda mempunyai banyak potensi tetapi jika
tidak dilakukan pembinaan maka potensinya tak tergali, semangatnya melemah atau
yang lebih buruk lagi ia menggunakan potensinya untuk hal-hal yang tidak baik.
Dalam rangka Hari Sumpah Pemuda marilah sejenak kita merenungkan
perjalanan pemuda Indonesia sepanjang masa, sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Untuk kemudian kita jadikan pengobar semangat pemuda masa kini untuk membangun
bangsa dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan pengorbanan
yang sangat besar. Pengorbanan harta-benda, jiwa dan raga.
Boedi Oetomo, 20 Mei
1908
Kebijakan Politik etis 1901 di Hindia Belanda telah memberikan
angin segar terhadap Bumi Putra / rakyat Indonesia ke dalam kesadaran menuju
kemerdekaan sebuah bangsa yang telah lama tereksploitasi dari penjajahan
Belanda. Perkembangan situasi ekonomi sosial politik pada masa itu telah
memberikan pelajaran bagi pemuda bangsa sehingga terbangunlah organisasi pemuda
Mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yang kita kenal
dengan nama Boedi Oetomo ( BO ) pada tanggal 20 Mei 1908, atau yang kita kenal
sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Boedi Oetomo adalah organisasi pemuda modern
yang memiliki pandangan politik dan pemimpin yang lahir dari pemuda-pemuda bumi
putra walaupun berangkat dari kesadaran lokal. Kelahiran Boedi Oetomo sangat
mempengaruhi kondisi sosial politik di Hindia Belanda dan kelahiran
organisasi-oganisasi modern lain seperti Sarikat Islam ( SI ) yang lahir di
Lawean Solo, Indische Party ( IP ) dan sebagainya. Melalui proses kebangkitan
bangsa ini, maka para pemuda telah menggelorakan semangat agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang tidak terserak-serak dalam arti wilayah, suku, ras, agama
dan sebagainya akan tetapi telah memiliki kesadaran berorganisasi sebagai
persyaratan untuk kebangkitan nasional.
Mereka dikenal sebagai generasi 08.
Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928
Pemberontakan-pemberontakan terhadap kolonialisme oleh massa
rakyat di beberapa daerah pada tahun 1926 telah memberikan batu alas akan
semangat Nasionalisme dan cita-cita kemerdekaan. Semangat nasionalisme ini
akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober, ” Satu Nusa, Satu Bangsa,
dan Satu Bahasa Indonesia “. Rumusan ini merupakan bentuk identitas atau simbol
nasionalis, sebagai langkah persatuan dalam menggalang kekuatan untuk melawan
kolonial. Atau dapat kita lihat sebagai Counter Ideology ( ideologi tandingan )
yang secara komprehensip dapat di artikan sebagai tandingan simbol perlawanan
kepada kolonial. Dengan adanya Sumpah Pemuda dapat diartikan bahwa pemuda telah
memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa
Indonesia, merupakan titik awal bagi proses pembentukan negara bangsa yang
kemudian dikenal sebagai negara dan bangsa Indonesia.
Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai generasi 28.
Pemuda Pejuang
Kemerdekaan, 17 Agustus 1945
Pada masa penjajahan Fasisme Jepang ( 1942-1945 ), banyak gerakan
“Under Ground” yang dilakukan oleh pemuda .Akibat kuatnya represifitas dan
bengisnya tentara Jepang terhadap bangsa maka terjadilah krisis pergerakan,
akan tetapi pemuda tidak ambil diam atas situasi tersebut. Dengan semangat
kemerdekaan inilah pemuda banyak melakukan pergerakan di bawah tanah / ”
Under Ground ” untuk terus menekan kekuatan Jepang.
Peristiwa Rengasdengklok berupa penculikan terhadap Soekarno dan
mendesaknya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang mana diprakarsai
oleh golongan muda atau tepatnya adalah Kelompok Studi Mahasiswa yaitu kelompok
Menteng-31, menujukkan bagi kita bahwa peranan pemuda sangat penting dalam
proses menuju Indonesia merdeka dan cukup relevan jika dikatakan bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah sebagai revolusi pemuda mengingat peranannya yang
cukup besar bagi kemerdekaan.
Generasi muda kemudian juga berhasil menorehkan tinta emas dengan merenda dan mengimplementasikan gagasan mengenai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa dalam bentuk kemerdekaan bangsa, yang teks proklamasinya dibacakan oleh Ir. Soekarno tepat jam 10 tanggal 17 Agustus 1945. Melalui proklamasi kemerdekaan ini maka bangsa Indonesia yang selama ini tidak memiliki kedaulatan dan terpecah-pecah dalam kerajaan-kerajaan menyatu menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang sering dikumandangkan pada waktu upacara merupakan simbol dan substansi dari menyatunya segenap elemen bangsa Indonesia.
Mereka dikenal sebagai generasi 45.
Pemuda Memurnikan
Ideologi Bangsa, tahun 1966
Krisis kekuasaan yang terjadi pada tahun 1966 membuat pemuda
bangkit melakukan perlawanan. Para aktivis organisasi kemahasiswaan, seperti
GMNI, PMII, HMI, PMKRI, GMKI dan segenap elemen mahasiswa melakukan tiga
tuntutan rakyat (Tritura) yang sangat dikenang, yaitu: Bubarkan PKI, Bersihkan
pemerintahan dari unsur-unsur PKI dan Turunkan harga. Tritura ini menjadi salah
satu power
pressure bagi pemerintahan Orde
Lama untuk melakukan berbagai perubahan. Era ini ialah era pemurnian kembali
Pancasila sebagai satu satunya ideologi bangsa dan kembalinya UUD’45 dijalankan
secara murni dan konsekuen.sehingga memunculkan Orde Baru yang kemudian
berkuasa selama puluhan tahun.
Mereka dikenal sebagai generasi 66.
Pemuda Reformasi, tahun
1998
Gerakan pemuda mahasiswa yang terjadi saat itu sungguh sekali lagi
membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan sosial.
Kekuasaan Orde Baru yang tiranic, gigantic and powerfull ternyata juga tidak mampu menghadang kekuatan pemuda. Melalui
gerakan people power akhirnya kekuasaan otoriter Soeharto pun harus berakhir. Melalui
gerakan pemuda mahasiswa tersebut, maka muncullah Orde Reformasi yang
berlangsung sekarang.
Mereka dikenal sebagai generasi 98.
Mengembalikan Jiwa
Nasionalisme Bagi Pemuda Indonesia
Arus globalisasi telah mengakibatkan pemuda tidak lagi bangga akan
budaya bangsa ini serta melunturkan kecintaan terhadap bumi pertiwi. Hal ini
akibat doktrin globalisasi yang mengarahkan pikiran pemuda kepada arah
pragmatisme dan konsumerisme atau pendek katanya, kalau tidak berbau barat
tidak gaul, bahkan yang sangat ironis sekali adalah kesadaran berorganisasi pun
dijauhi oleh kalangan pemuda akibat banyaknya kegiatan hura-hura, hiburan-hiburan
atau “dugem”. Budaya hedonisme menjadi virus atas kecintaannya terhadap bangsa
ini dan semakin menjauhkan dirinya dari realitas sosialnya.
Tentunya tugas pemuda kedepan sangatlah besar dan mulia, selayaknya seorang pemuda memiliki jiwa patriotik, progressif, militan dan dinamis dalam mengemban tugas sejarah bangsa. Jika realitas pemuda hari ini jauh dari karakter dan jiwa tersebut, maka sadar atau tidak kita akan tergilas dan terseret oleh jalannya sejarah yang senantiasa berkembang dan bergerak.
Dengan demikian saatnyalah
pemuda kembali mengobarkan semangat juangnya dan mengembalikan kecintaannya
terhadap bangsa ini. Para pemuda dapat menjadi agent of social
change,
baik dalam skala nasional maupun lokal. Generasi muda adalah the
leader of tomorrow, karena di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika
kaum muda memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya,
maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya.Hasil pembangunan dalam
aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya dan
anak cucu kelak.
Rabu, 25 September 2013
Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dan Orang Biasa terhadap Uang
Setelah
tiga dasawarsa mewawancarai orang-orang terkaya di dunia, Steve
Siebold, penulis buku berjudul ‘How Rich People Think’ (bagaimana cara
berpikir orang kaya) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pola pikir
dan cara pandang tentang uang antara orang biasa atau masyarakat kelas
menengah dengan orang-orang terkaya dunia. Dalam bukunya, Sibold
mengungkapkan 100 perbedaan cara berpikir antara orang biasa dengan
kalangan miliuner di dunia.
“Orang-orang terkaya dunia melihat uang sebagai kemerdekaan dan
kesempatan, bukan sebagai akar dari kekacauan. Kita sering berpikir
bahwa uang adalah akar dari kekacauan atau malapetaka. Lalu kenapa kita
berusaha untuk mendapatkan uang kalau hanya akar dari malapetaka?” kata
Siebold.
Berikut lima diantaranya perbedaan cara pikir orang biasa dan orang terkaya :
1. Orang Biasa Berpikir Soal Menabung, Orang Kaya Berpikir Meningkatkan Pendapatan
“Orang biasa berpikir menabung agar uangnya melimpah, tapi terus merasa kekurangan uang,” ujar Siebold. Jika anda mempunyai pendapatan Rp 200 juta per tahun dan menabung 10% dari pendapatan anda. Maka anda akan mendapatkan 20 juta di akhir tahun. Ini bukanlah cara untuk memperkaya diri, dan anda tidak akan kaya dengan cara ini. Siebold mengatakan, orang-orang terkaya di dunia menabung juga, tapi pikiran mereka yang utama adalah untuk meningkatkan pendapatan, sehingga jumlah uang yang bisa anda tabung lebih banyak.
“Orang biasa berpikir menabung agar uangnya melimpah, tapi terus merasa kekurangan uang,” ujar Siebold. Jika anda mempunyai pendapatan Rp 200 juta per tahun dan menabung 10% dari pendapatan anda. Maka anda akan mendapatkan 20 juta di akhir tahun. Ini bukanlah cara untuk memperkaya diri, dan anda tidak akan kaya dengan cara ini. Siebold mengatakan, orang-orang terkaya di dunia menabung juga, tapi pikiran mereka yang utama adalah untuk meningkatkan pendapatan, sehingga jumlah uang yang bisa anda tabung lebih banyak.
2. Orang Biasa Menganggap Berwirausaha Sebagai Risiko, Orang Kaya Berwirausaha Untuk Jadi Kaya
“Sebagian besar orang berpikir soal uang dengan cara yang biasa, misalkan, bila saya bisa mendapatkan sekian rupiah per jam, maka saya akan mendapatkan lebih banyak lagi dengan bekerja lebih lama,” ujar Siebold. Bahkan ada orang yang berpikir, jika ingin kaya harus mendapatkan gelar MBA. Para orang-orang terkaya di dunia justru berpikir, cara menjadi kaya adalah dengan memberi jalan keluar bagi orang banyak dengan memberikan ide. Dari ide-ide tersebut maka dia akan memperoleh uang. Namun banyak orang berpikir, daripada menjadi gila karena memikirkan ide-ide segar dan belum tentu mendapatkan uang, maka mereka memilih menjadi pegawai dan menganggap berwirausaha adalah risiko.
“Sebagian besar orang berpikir soal uang dengan cara yang biasa, misalkan, bila saya bisa mendapatkan sekian rupiah per jam, maka saya akan mendapatkan lebih banyak lagi dengan bekerja lebih lama,” ujar Siebold. Bahkan ada orang yang berpikir, jika ingin kaya harus mendapatkan gelar MBA. Para orang-orang terkaya di dunia justru berpikir, cara menjadi kaya adalah dengan memberi jalan keluar bagi orang banyak dengan memberikan ide. Dari ide-ide tersebut maka dia akan memperoleh uang. Namun banyak orang berpikir, daripada menjadi gila karena memikirkan ide-ide segar dan belum tentu mendapatkan uang, maka mereka memilih menjadi pegawai dan menganggap berwirausaha adalah risiko.
3. Orang Biasa Melihat Uang Secara Emosional, Orang Kaya Melihat Uang dengan Logika
Ada perbedaan mendasar dari cara pandang orang biasa dan orang terkaya dunia melihat uang. Sieblod mengatakan, orang biasa dan bahkan yang berpendidikan sekalipun, sangat perhitungan menggunakan uangnya. Namun orang-orang terkaya tidak khawatir kehilangan uangnya, karena mereka menggunakan uangnya untuk memperbesar pendapatannya di kemudian hari. Seperti untuk berinvestasi tanpa memikirkan risikonya.
Ada perbedaan mendasar dari cara pandang orang biasa dan orang terkaya dunia melihat uang. Sieblod mengatakan, orang biasa dan bahkan yang berpendidikan sekalipun, sangat perhitungan menggunakan uangnya. Namun orang-orang terkaya tidak khawatir kehilangan uangnya, karena mereka menggunakan uangnya untuk memperbesar pendapatannya di kemudian hari. Seperti untuk berinvestasi tanpa memikirkan risikonya.
4. Beda Cara Mencapai Target Antara Orang Biasa dengan Orang Kaya
Siebold mengatakan, orang-orang biasa dan kelas menengah tidak memiliki keinginan kuat untuk mencapai targetnya. Tapi orang-orang terkaya dunia sangat fokus dengan uang dan bisnis mereka. Bagi para orang-orang terkaya dunia, target harus dicapai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan, bagi mereka taruhannya capai target atau mati! Karena itulah, orang-orang kaya ini bisa memperoleh impian dan targetnya dengan cepat dan uangnya terus bertambah.
Siebold mengatakan, orang-orang biasa dan kelas menengah tidak memiliki keinginan kuat untuk mencapai targetnya. Tapi orang-orang terkaya dunia sangat fokus dengan uang dan bisnis mereka. Bagi para orang-orang terkaya dunia, target harus dicapai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan, bagi mereka taruhannya capai target atau mati! Karena itulah, orang-orang kaya ini bisa memperoleh impian dan targetnya dengan cepat dan uangnya terus bertambah.
5. Orang Kaya Tidak Dikendalikan Oleh Keinginan
Donald Trump dan Richard Branson yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia sering berkeliling dunia dengan jet pribadinya. Sementara orang-orang biasa berpergian dengan mobil dan tinggal di rumah sederhananya. “Orang-orang kaya ini terus bertambah kekayaannya tiap hari. Saya melihat Naomi Judd (salah satu artis kaya) di TV, dan dia mengatakan alasannya dia bisa kaya adalah karena dia tidak pernah menghamburkan uangnya. Dia tidak mempunyai desainer pribadi dan perhiasan mahal. Inilah tipikal orang-orang kaya di dunia. Mereka tidak mewah,” kata Siebold.
Pernyataan-pernyataan seperti ini
telah didapatkan Siebold dari sejumlah orang-orang terkaya yang dia
wawancarai. “Jika anda kaya, maka anda bebas dan tidak diperbudaki oleh
orang lain. Kemerdekaan ekonomi adalah salah satu faktor utama
kesuksesan. Ini mengantar orang untuk memupuk kekayaannya,” jelas
Siebold.
Teman
Ketika pertemanan mendekati ujung pertalian
Resah hati tuk mencari tempat
Resah hati tuk mencari tempat
Kemana kaki kan melangkah
Adakah di sana kan kudapatkan
Kehangatan yang menghilang
Adakah di sana kan kudapatkan
Kehangatan yang menghilang
Adalah hal biasa dalam hidup fana
Yang membedakan adalah bagaimana kita menjalani kebersamaan
Saat bercengkerama canda ria riang tawa
Dan aku untukmu tak akan menjadi siapa-siapa
Bukan karena aku untukmu tak mau menjadi siapa-siapa
Tapi karena aku untukmu tak kan bisa menjadi siapa-siapa
Sabtu, 14 September 2013
Kuburan Hitler di Negeri Atlantis
“Hitler tidak mati di Berlin, dia berhasil lolos…” (Joseph Stalin, Postdam Conference, Agustus 1945).
Berlin, 1 Mei 1945 pkl. 03.13
Berlin sudah hancur. Ibu kota Reich Ketiga yang direncanakan abadi sepuluh abad, Tausendjahridges Reich, ternyata hanya sanggup bertahan dua belas tahun.
Tentara Merah Rusia sudah merangsek ke jantung kota Berlin lima belas jam lalu, menguasai Tiergarten, Brandenburg Gate, Reichstag, Stasiun Postdam, dan mengepung Chancellery, Istana Der Fuhrer Adolf Hitler.
Sehari sebelum Rusia masuk Berlin, Der Fuhrer secara
khusus mengangkat Jenderal Helmuth Weidling sebagai komandan pertahanan
kota Berlin. Hitler secara pribadi berpesan padanya, “Kampf bis zum
letzten Mann und der letzen Kugel…!”. Oleh sebab itu, ketika Jenderal
Weidling mendengar desas-desus Adolf Hitler telah melakukan bunuh diri
di dalam bunker-nya bersama Eva Braun, Weidling sama sekali tidak percaya.
Saat sekarang, Jakarta, Minggu Pagi, pkl. 08.15
Profesor Wilhelm Heinrich tewas
tertabrak mobil di jalan tol dalam kota, di depan Komdak, ketika ia
berusaha meloloskan diri dari kejaran seseorang . Demi menghindari
kejaran ia terpaksa masuk ke dalam jalan tol dengan cara melompati pagar
pembatas jalan tol. Namun berakibat tragis bagi dirinya. Sebelum
melompati pagar jalan tol sang Profesor sempat melempar sebuah buku,
tanpa terlihat sang pengejar, ke dalam mobil Sabina yang sedang parkir
di pinggiran Jl. Gatot Subroto. Sebuah buku tua dengan gambar Iron-Cross Insigna di sampulnya.
Sudah lebih daripada sepertiga abad Herbert Von Eicke tinggal berdekatan dengan Deutscher Soldatenfriedhof yang
terletak di wilayah Arca Domas, Desa Sukaresmi di kaki Gunung
Pangrango, Jawa Barat. Sebuah komplek makam sepuluh perwira Nazi Jerman.
Ayah Herbert Eicke, Profesor Wolfgang Eicke, pernah berkata padanya “Sebuah
kebenaran memang tidak selalu mudah untuk dipercaya. Sudah terlalu
banyak kepalsuan yang kita telan tiap hari. Sehingga di hari akhir
nanti, banyak orang akan tertipu Messias Palsu dan menganggapnya sebagai
yang sejati … Neraka akan dianggap sebagai surga dan jalan menuju surga
akan dianggap banyak orang sebagai jalan kesesatan … ” Hal itu
diucapkan ayahnya untuk meyakinkan dirinya bahwa Hitler tidak mati di
Berlin. Professor Wolfgang mendekatkan bibirnya ke telinga Herbert “Di Atlantis, leluhur kita semua …”
“Bisa jadi demikian. Tapi aku yakin, tulisan tangan dalam buku ini adalah tulisan steno. Amat mirip dengan Gabelsberger System …” kata seseorang di seberang telepon yang sedang digenggam Herbert.
Sebuah buku tua berisi tulisan steno Gabelsberger dengan sampul bergambar Salib Besi.
Sumbawa, waktu tak diketahui
Ketika perang Dunia II telah berakhir,
masyarakat yang tinggal di pesisir pantai menyaksikan sebuah besi besar
berwarna hitam berbentuk lonjong muncul dari laut dan menurunkan
beberapa penumpang. Sangat mungkin itu adalah kapal selam Jerman yang
membawa rombongan Adolf Hitler.
Surabaya, saat sekarang
“Bagaimana dengan makam Hitler?” Tanya Herbert.
“Makam itu sendirian, tidak ada jasad
lainnya yang ditumpuk satu lubang. Walau demikian, makam itu tetap saja
berada di tengah himpitan makam-makam lainnya. ” Jawab Cak Djiwo.
Benarkah ini makam orang yang pernah
menjadi momok dalam Perang Dunia II yang ditakuti oleh negara-negara
besar seperti Amerika, Prancis, dan Inggris sekaligus?
Makam yang sudah dibentuk dengan coran semen
dan dilapisi taburan batu granit abu-abu hitam itu dikelilingi
alang-alang liar. Sabina maju ke depan dan berjongkok. Dia memperhatikan
batu nisan bertuliskan nama G.A. Poch. Perempuan itu ingin memastikan
dan membacanya sekali lagi. “Betul. Tidak ada tanggalnya.”
“Makam ini termasuk makam yang sudah lama berada di Ngagel. Tentang mengapa tanggal lahir dan tanggal wafatnya ditutupi coran
semen, tidak ada satu orang pun yang tahu. Atau setidaknya sampai
sekarang, jawaban atas hal ini masih gelap. Hanya kode CC 258 yang
menurut penjaga makam di sini merupakan nomor urut makam. Jika kita
memeriksa data yang dimiliki Kantor Administrasi Makam, dokter Poch
diketahui dikuburkan pada tanggal 16 Januari 1970 di usia 74 tahun.
Berarti dia lahir pada tahun 1896 …” ucap Herbert.
Adolf Hitler lahir di Braunau am Inn, Austria pada tahun 1889. Ada perbedaan sekira tujuh tahun dengan data dokter Poch.
“Adolf Hitler adalah cucu dari Baron Rothschild …” (Walter C. Langer, CIA X-files 1943-1972)
“Dokter Poch terkena serangan jantung
dan meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 waktu setempat di RS
Karang Menjangan, Surabaya. Menurut data yang saya miliki, jasad Dokter
Poch ini sempat dishalatkan di Masjid Dharmawangsa, Surabaya dan baru
dibawa ke areal pemakaman Ngagel” lanjut Herbert.
“Tengkorak Hitler” yang disimpan Rusia
ternyata palsu. Ini menguatkan keyakinan sejumlah petinggi Sekutu di
tahun 1945, jika Hitler berhasil lolos dari Berlin. Dia melarikan diri
ke suatu negeri yang tidak diketahui. Salah satu negeri yang disebut
sebagai tempat persembunyian Hitler adalah Indonesia, yang diyakini
sebagai Atlantis yang hilang oleh Aryo Santos Des Nunes-Profesor Fisika
Nuklir dan Geologi Brazil-setelah 30 tahun meneliti manuskrip Atlantis
tertua dari Plato bernama Critias & Timaeus. Sejak lama Hitler
memang mencari Atlantis. Apalagi di Indonesia pula PH. Blavatsky, Guru
Okultis bagi Hitler dan Himmler, punya rumah besar. Jalan Budi Utomo di
Jakarta Pusat, dulunya bernama Jalan Blavatsky, di mana Loji Freemasonry
bernama Bintang Timur berdiri.
Di dalam Critias, Plato jelas menulis :
“Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat.”
“Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah yang besar.”
“Orichalcum (logam kuningan dan
tembaga) bisa digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu
Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun, kecuali emas.
Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan-pekerjaan para
tukang kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun
hewan liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung
ataupun dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah.”
disarikan dari The Escaped, Misteri Kuburan Adolf Hitler di Surabaya, A Novel by Rizki Ridyasmara.
Sengkuni
Sumber : wayang.wordpress.com |
Patih
Negeri Astina, Haryo Suman adalah nama masa mudanya. Putra ketiga Prabu
Suwala, Raja Gandaradesa. Bernama alias Trigantalpati, Gandaraputra
atau Suwalaputra. Lima bersaudara, kakak tertua bernama Dewi Gendari,
kemudian Harya Gandarya, Haryo Suman, Surabasata dan Harya Gajaksa.
Perjalanan hidupnya yang penuh
kekecewaan membuat Haryo Suman menjadi wayang yang selalu iri dan
dengki. Iri dan dengki Haryo Suman terutama ditujukan kepada Prabu Pandu
Dewanata, ayah para Pandawa. Pertama, karena Prabu Pandu Dewanata telah mengalahkannya dalam sayembara dan perang tanding. Kedua, iri dan cemburu karena Dewi Kunti yang diidamkannya menjadi istri Prabu Pandu Dewanata. Ketiga, kecewa karena kakaknya, Dewi Gandara, dicampakkan oleh Prabu Pandudewanata.
Haryo Suman tumbuh menjadi tokoh
politik yang ambisius, culas dan pandai menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuannya. Kepada Prabu Pandu Dewanata, Raja Negeri Astina,
Haryo Suman melaporkan bahwa Patih Gandamara, Patih Negeri Astina,
ternyata tidak mampu memimpin tentara sehingga prajurit Astina
kocar-kacir. Patih Gandamara juga dilaporkan telah tewas dalam
pertempuran. Dan karenanya Prabu Pandu Dewanata mengangkat Haryo Suman
sebagai Patih Negeri Astina. Kenyataannya Patih Gandamara telah
diperangkap oleh Haryo Suman ke dalam sebuah sumur galian yang dalam dan
ditimbun dengan bebatuan.
Tak lama, Patih Gandamara muncul.
Tanpa ampun Haryo Suman dihajar sehingga cacat seumur hidup. Sejak
tubuhnya cacat itulah Haryo Suman mendapat julukan Sengkuni.
Setelah Prabu Pandu Dewanata
meninggal, para tetua Negeri Astina, yaitu Dewi Durgandini, Bhisma, dan
Abiyasa memutuskan untuk mengangkat Drestarastra sebagai raja sementara,
sebagai wali para Pandawa yang saat itu masih kecil. Sejak itulah
Sengkuni kemudian melampiaskan kebenciannya kepada Prabu Pandu Dewanata
kepada keturunan Prabu Pandu Dewanata yaitu Pandawa. Sengkuni selalu
memengaruhi Prabu Drestarastra dan Kurawa untuk berbuat tidak adil pada
Pandawa.
Sengkuni dikenal juga sebagai wayang
yang amoral. Berbuat kurang ajar terhadap Dewi Kunti, yang dahulu
pernah ditaksir untuk diperistrinya. Kain kemben penutup dada Dewi Kunti
disingkapnya ketika Dewi Kunti pingsan karena terinjak-injak oleh
Kurawa yang berebut Minyak Tala yang dibagikan oleh Begawan Abiyasa.
Sengkuni mengajar para Kurawa
berbagai akal licik serta tipu muslihat untuk mencapai tujuan. Pandawa
kehilangan Negeri Amarta dan harus dibuang selama dua belas tahun karena
akal licik Sengkuni. Kepiawaian Sengkuni dalam perjudian dan melalui
kecurangan membuat Pandawa mengalami nasib demikian karena kalah
berjudi.
Sifat jahil, jahat, culas dan dengki
yang dimiliki oleh Patih Astina ini sejak lahir sebenarnya sesuai dengan
sifat-sifat buruk Batara Dwapara yang menitis kepadanya. Batara Dwapara
diusir dari kahyangan oleh Sang Hyang Tunggal karena diketahui oleh
para dewa memfitnah Batara Bayu. Itulah mengapa Bima sebagai anak Batara
Bayu sangat geram terhadap kelakuan Sengkuni.
Sengkuni tewas di tangan Bima dalam Perang Bharatayudha.
Selasa, 10 September 2013
Langganan:
Postingan (Atom)